Puisi-puisi Zaenal Faudin Zaenal Faudin, lahir di Jombang pada 10 Februari 1984. Berkegiatan di Kelompok Alief Mojoagung Jombang, Teater Wadtera, dan Komunitas Isuk-isuk. Puisi-puisinya pernah dimuat dalam Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (2010), Jurnal Sastra Jombangana Edisi I (2010), Antologi Puisi Facebrick Kelompok Alief Mojoagung (2011), Kumpulan Puisi Ladrang Rarangis (2011), Serambi Budaya Radar Mojokerto (2012), Poetry poetry 228 indonesian poets -Flows into the Sink into the Gutter (2012).
SUMBER BOTO
Jangan usaikan perjalanan debu hanya disini
kau belum tahu mengapa sampai sekarang sendang kecil terus menggenang
dan ikan-ikan purba beranak pinak di kebeningannya
"Alangkah damai mereka" katamu ngungun
tak ingin aku dan kau mematung dikutuki kesepian Narcissus.
Jangan hanya mematung, mari menjadi berang-berang kepakkan kaki tangan
genangan ini tak dalam, tapi cukup untuk tenggelamkan kita
"Aku takut"
Jangan takut,
di kakimu Salmon bergolak
tanganmu lumba-lumba memecah ombak
dan aku Neptunus yang menghukum para perompak
dan benar
aku melihat putri duyung
ketika rambutmu tergerai di riak air
oh, genangan jadi samudera tenggelamkanku
"Jangan takut!!!"
ISENG
Sama-sama kita tahu tajam duri mawar,
sama-sama pedih ngilu rasa tertusuk
di hari yang sepi ini kau rasai apa?
apakah air mata berderai seperti hujan...ataukah
Kelelawar mati disekap mimpi,
di sarang terbakar sepi. Aku ingin goda engkau
"Jika suatu saat aku pergi ke suatu tempat yang tak mungkin kau temukan, apa yang akan kau kenang dariku?"
.....tapi aku tak ingin terbunuh sepi
sebagai gembala yang patah seruling, hilang dombanya
Mojoagung24 Desember 2008
MINUMAN DINGIN
Meneguk gelas meluncur cairan dingin manis
berselancar di lidah. Mendinginkan padang gersang
remukkan batu.
Beberapa derajat turunkan suhu muai darah
Demam dingin
memang ini benar yang kau ingin
Meneguk gelas cairan dingin
ini perpindahan laut es bergolak menolak
jadi.
Demam dingin
mungkin benar-benar demam
tubuh menggigil sambil meneguk es segar
BURUNG PELATUK KEPALA MERAH
Aku buatkan lubang untukmu.
untuk mengubur duka muram durja
sebagaimana Qabil kuburkan semuanya.
Sayangnya lubang itu berpindah ke telapak tangan
...................................................................................
Pencarian
Kamis, 13 September 2012
Puisi
kristal salju ia berujud. Beku membatu?
tiba-tiba tangan terantai di bukit salju.
pria yang mati di kayu salib.
Diposting oleh ALIEF MOJOAGUNG di 06.26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar